Awas, Dispepsia
Bisa Berakibat Fatal
!
Di Indonesia, penyakit dispepsia lebih dikenal dengan nama maag. Dispepsia
sendiri adalah kondisi ketidaknyamanan atau nyeri yang terjadi pada saluran
pencernaan bagian atas, seperti perut, kerongkongan,
ataupun usus dua belas jari. Saat mengalami dispepsia atau maag, seseorang akan
mengalami gejala, misalnya mual, kembung, bersendawa atau gejala lain yang
lebih serius. Dispepsia bukanlah penyakit, melainkan gejala dari sebuah
penyakit yang lebih parah. Maag dapat terjadi pada hampir semua orang dari
waktu ke waktu. Untuk mencegahnya, kamu wajib mengurangi faktor risiko.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, dispepsia atau maag bukan penyakit,
melainkan gejala dari penyakit. Nah, berbagai penyakit yang bisa menyebabkan
maag, antara lain:
- Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau refluks asam
lambung. Sebuah kondisi saat asam lambung mengalir naik ke kerongkongan.
Asam ini bisa mengiritasi dan bahkan merusak kerongkongan.
- Obesitas meningkatkan kesempatan seseorang
mengalami gangguan pencernaan.
- Merasa stres atau kecemasan berlebihan.
- Irritable bowel syndrome (IBS): iritasi usus,
kontraksi tidak teratur dari usus besar.
- Infeksi perut, biasanya karena helicobacter
pylori.
- Tukak lambung: luka tipis atau lubang yang muncul
di dinding perut.
- Kanker perut.
Komplikasi Dispepsia
Jika tidak segera ditangani, maka dispepsia dapat memicu beragam komplikasi
serius, yakni:
Perdarahan saluran cerna bagian atas
- Ulkus peptikum
- Perforasi lambung
- Anemia
- Inflamasi faring dan laring
- Aspirasi paru.
- Kanker esofagus
Faktor Risiko Dispepsia
Dispepsia pun juga dapat muncul karena kebiasaan sehari-hari yang kurang
menguntungkan area pencernaan. Selain beberapa penyakit dan penyebab potensial
yang disebutkan di atas yang dapat menyebabkan maag, beberapa hal lainnya dapat
meningkatkan risiko dispepsia, yaitu:
- Merokok
- Minum alkohol
- Makan terlalu banyak dan terlalu cepat
- Stres dan
kelelahan
Mengatasi Dispepsia
Pengobatan untuk sindrom dispepsia akan disesuaikan dengan penyebabnya dan
seberapa parah gejala yang dirasakan. Dengan melakukan perubahan pada pola
makan dan gaya hidup yang lebih baik, pengidap dispepsia atau maag dapat
mengatasi kondisi ini. Beberapa perubahan pola makan dan gaya hidup yang dapat
membantu mengatasi sindrom dispepsia, yaitu:
- Coba makan sedikit demi sedikit dan kunyah
makanan perlahan dan menyeluruh.
- Hindari makanan berlemak dan pedas, makanan
instan atau olahan, minuman bersoda; kafein, minuman berenergi, alkohol,
dan kebiasaan merokok yang dapat memicu produksi asam lambung berlebih.
- Menjaga berat badan yang sehat.
- Olahraga secara teratur, sebab olahraga akan
membantu menjaga berat badan, memaksimalkan metabolisme tubuh, dan
membantu kinerja organ pencernaan lebih baik.
- Mengelola stres.
- Menghindari kebiasaan segera berbaring setelah
makan. Tunggu setidaknya dua hingga tiga jam setelah makan sebelum
berbaring atau tidur
- Selain itu, sindrom dispepsia juga dapat diobati
dengan mengonsumsi obat penghilang rasa sakit dan obat golongan antasida.
Namun, sebaiknya konsultasi terlebih dahulu dengan dokter mengenai gejala
yang dirasakan, agar dokter bisa menyarankan pengobatan yang sesuai.